JAKARTA - Penutupan perdagangan akhir tahun memberikan gambaran menarik tentang perjalanan pasar modal Indonesia sepanjang 2025.
Di tengah berbagai tekanan ekonomi global dan domestik, pasar saham domestik tetap menunjukkan ketahanan, dengan penguatan indeks, lonjakan aktivitas transaksi, serta pertumbuhan jumlah investor yang konsisten.
Indeks Harga Saham Gabungan menutup perdagangan terakhir tahun ini dengan kenaikan tipis. Capaian tersebut menegaskan bahwa pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas hingga penghujung tahun, sekaligus menjadi refleksi kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek jangka panjang ekonomi nasional.
Pergerakan indeks di penghujung tahun
Pada akhir perdagangan 2025, Indeks Harga Saham Gabungan mencatatkan penguatan sebesar 2,68 poin atau 0,03 persen ke level 8.646,94. Kenaikan ini menandai penutupan tahun yang positif meski berlangsung relatif tipis.
Di sisi lain, indeks saham unggulan LQ45 justru bergerak melemah. LQ45 turun 5,47 poin atau 0,64 persen ke posisi 846,57, mencerminkan adanya pergeseran minat investor pada akhir tahun.
Meski begitu, penguatan IHSG tetap menjadi sinyal positif. Pasar dinilai mampu bertahan menghadapi fluktuasi global yang sepanjang tahun turut memengaruhi pergerakan aset keuangan.
Kinerja tahunan yang solid
Secara tahunan, performa IHSG sepanjang 2025 tergolong impresif. Hingga menjelang penutupan tahun, indeks tercatat menguat 22,10 persen secara year to date dan berada di kisaran 8.644,26.
Penguatan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Rata-rata nilai transaksi harian selama 2025 mencapai Rp18,06 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi volume, transaksi harian tercatat mencapai 30,27 miliar lembar saham. Frekuensi transaksi pun meningkat hingga sekitar 1,78 juta kali per hari, menandakan likuiditas pasar yang terjaga.
Rekor pasar modal sepanjang tahun
Aktivitas perdagangan sepanjang 2025 juga diwarnai dengan berbagai rekor baru. IHSG tercatat menembus level tertinggi sepanjang masa sebanyak 24 kali dalam setahun.
Selain itu, kapitalisasi pasar Indonesia mencetak rekor baru dengan menembus angka Rp16 ribu triliun. Capaian ini memperkuat posisi pasar modal nasional di kawasan regional.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menilai capaian tersebut mencerminkan daya tahan pasar modal Indonesia. Menurutnya, pasar mampu menjaga stabilitas dan bangkit di tengah tekanan yang tidak ringan.
“Tahun 2025 menjadi tahun pembuktian ketahanan dan kesiapan pasar modal Indonesia, meskipun di tengah tekanan domestik dan global yang tinggi, pasar mampu menjaga stabilitas, bangkit kembali, dan menorehkan capaian kinerja yang solid,” kata Iman dalam Penutupan Perdagangan BEI, Selasa, 30 Desember 2025.
Pertumbuhan jumlah investor semakin kuat
Dari sisi partisipasi, pasar modal Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah investor yang signifikan. Total investor pasar modal, yang mencakup saham, obligasi, dan reksa dana, meningkat 36,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sekitar 20,3 juta investor.
Khusus investor saham dan surat berharga lainnya, jumlahnya bertambah lebih dari 2,2 juta hingga mencapai 8,59 juta investor. Angka ini menunjukkan semakin luasnya basis investor domestik.
Rata-rata investor aktif bertransaksi per akhir Desember 2025 tercatat lebih dari 901 ribu investor per bulan. Aktivitas ini mencerminkan meningkatnya literasi dan minat masyarakat terhadap pasar modal.
Berdasarkan tipe investor, transaksi investor ritel masih mendominasi dengan porsi sekitar 49,9 persen. Sementara itu, investor institusi asing menyumbang lebih dari 36,3 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian hingga November 2025.
Aktivitas penawaran efek dan IPO
Dari sisi penawaran efek, aktivitas pasar perdana juga tetap berjalan sepanjang 2025. BEI mencatat sebanyak 26 saham baru tercatat dengan total dana IPO saham mencapai Rp18,1 triliun.
Dari jumlah tersebut, enam perusahaan termasuk dalam kategori Lighthouse Initial Public Offering. Dengan tambahan ini, total perusahaan tercatat saham di BEI meningkat menjadi 956 perusahaan.
Selain saham, pencatatan efek baru lainnya mencakup 181 emisi obligasi dan sukuk, tiga Exchange-Traded Fund, satu Efek Beragun Aset, serta 647 waran terstruktur sepanjang tahun.
Meski jumlah pencatatan saham lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dari sisi penghimpunan dana justru mengalami kenaikan sebesar 26,6 persen. Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends kuartal ketiga 2025, BEI menempati peringkat kesebelas dunia dari sisi jumlah IPO.
Fondasi optimisme ke depan
Rangkaian capaian sepanjang 2025 menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia berada pada jalur pertumbuhan yang sehat. Penguatan indeks, rekor kapitalisasi pasar, serta peningkatan jumlah investor menjadi indikator kepercayaan yang terus terjaga.
Dengan fondasi tersebut, pasar modal diharapkan tetap menjadi pilar penting pembiayaan dan investasi nasional. Dinamika positif sepanjang 2025 juga menjadi modal awal bagi pasar untuk menghadapi tantangan dan peluang pada tahun-tahun berikutnya.